Mengapa perlu persiapan? Hal ini sangat diperlukan untuk mengerti proses penanggulangan, mampu mengambil tindakan yang tepat saat terjadinya bencana. Memang mencegah bencana scara mutlak sangat mustahil, namun menguranginya? Why not? Selain mengurangi kemungkinan terjadinya (misalnya bencana kebakaran), tentu bisa mengurangi korban, meringankan penderitaan korban ataupun juga bisa menyelamatkan harta benda yang perlu dibawa.
Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan Sahabat Ummi menghadapi bencana ini? Jika berada di daerah bencana, seperti banjir, tanah longsor atau ancaman gunung berapi yang harus diketahui atau persiapkan adalah:
1. Selalu pantau bagian resque atau evakuasi saat tanda-tanda bencana itu muncul. Berita dari BMG setempat, atau pantauan banjir, pos gunung berapi wajib diketahui.
2. Tentukan tempat pengungsian jika bencana benar-benar terjadi, sebaiknya jangan hanya ikuti arus pengungsi tanpa ada persiapan tempat yang tepat sebelumnya. Keluarga dekat yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, sebaiknya menjadi prioritas.
3. Siapkan kotak/tas siaga. Dan simpan tas ini ditempat yang mudah terjangkau saat bencana benar-benar terjadi. Tas ini sebaiknya berisi; persediaan makanan tahan lama instan yang berkalori tinggi, pakaian cadangan, Pembalut wanita, Pampers Bayi (bila punya Bayi), selimut, peralatan P3K sederhana (perban, obat luka, obat tetes mata, alcohol, plester, gunting, refanol, obat pusing, mual, demam dan lain-lain). Jangan lupa radio kecil, senter dan baterai cadangannya. Fotocopy KTP, KK, Ijazah ternyata juga sangat penting dipersiapkan. Perlengkapan mandi jangan terlupa. Sarung tangan, masker dan kacamata bisa juga dibawa. Uang secukupnya selipkan pula di tas siaga itu, beserta nomor-nomor penting yang layak dihubungi seperti SATLAK, SATKORLAK, PMI, Rumah sakit, SAR dana lain sebagainya.
Bagaimana jika bencana benar-benar sudah terjadi? Jangan terlalu panik Sahabat Ummi, berusaha tenang dan yang dilakukan adalah:
1. Selamatkan diri dan keluarga, jangan ambil resiko membawa barang yang tak penting.
2. Hubungi pihak-pihak terkait, bawa kotak siaga yang dipersiapkan lalu segera ketempat pengungsian yang sudah ditentukan sebelumnya.
3. Cari lokasi aman. Jika terjadi tanah longsor, pergi jauhi dari lokasi longsor, karena kemungkinan akan terjadi longsor susulan. Bila gunung meletus, pergi ke tempat aman yang disarankan, bisa 5 Km, 10 km bahkan 20 km dari pusat bencana. Bagaimana dengan Tsunami? Pergi ketempat tinggi dan sejauh-jauhnya dari bibir pantai. Jika Banjir, tentu ketempat tinggi yang jauh dari genangan air. Bila gempa bumi, menjauh dari gedung tinggi, pergi kelapangan terbuka. Bagaimana dengan konflik social atau serangan teroris? Menjauh dari tempat konflik, cari daerah aman dan netral.
Berikut beberapa tips menghadapi bencana, yang bisa terapkan agar jadi Sahabat Ummi yang cerdas hadapi bencana:
- Gempa: jika di dalam rumah, sebaiknya keluar rumah dan jika tidak mungkin keluar rumah, maka sebisanya masuk ke kolong meja atau kolong tempat tidur untuk melindungi kejatuhan benda-benda. Jika tak ada meja, lindungi kepala dengan bantal, dan segera mencari bagian sudut tembok rumah lindungi kepala dengan cara duduk meringkuk, dan matikan kompor jika sedang memasak.
- Tsunami: kenali tanda-tanda Tsunami, biasanya datang setelah gempa bumi dahsyat dimana air laut surut dengan cepat, permukaan air laut tenang, ada ombak tegak seperti dinding, sebelumnya ada perilaku aneh dari hewan-hewan yang sepertinya gelisah, bau garam dan belerang menyengat, air sumur rasanya berbeda dengan biasanya. Segeralah mencari tempat aman yang tinggi, misalnya bukit, karena sejarah memang membuktikan mengenali tanda-tanda dan tahu tempat penyelamatan yang tepat akan mengurangi banyak korban jiwa.
- Gunung Meletus: siaga sebelum gunung meletus, kenali lingkungan rawan ditinggali, semisal tepi sungai, lereng atau aliran lahar. Rencanakan proses evakuasi paling baik dan bekerjasama dengan lingkungan. Saat bencana benar-benar terjadi, pakailah masker, kacamata dan jaket, topi untuk lindungi diri dari abu vulkanis dan awan panas.
- Banjir: Bencana ini memang kerap menghampiri di negeri ini, selalu jaga kebersihan selokan, saluran air dan tak buang sampah sembarangan di kali. Saat banjir terjadi, matikan aliran listrik, hindari berjalan dekat selokan atau saluran air, amankan barang-barang ditempat tinggi, segera hubungi pihak terkait jika terjebak dalam banjir di rumah. Waspadai penyakit akibat banjir, jaga kesehatan sebaik-baiknya.
- Kebakaran: jauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari sumber api, jangan merokok dan menyalakan obat nyamuk bakar dekat tempat tidur, gunakan karung bassah dan tutupkan kompor jika itu penyebab kebakaran, lalu gunakan pemadam api ringan. Jika akibat korsleting listrik, turunkan MCB atau cabut sekringnya, hindari penggunaan kawat pada sekring yang putus, hindari tusuk kontak secara bertumpuk, jangan gunakan air atau busa (foam) jika aliran listrik belum padam, lalu hubungi petugas kebakaran. Selamatkan hal-hal yang paling penting, seperti anggota keluarga dan surat-surat berharga.
Sumber:
Balai Litbang Besar Ekonomi Bidang Pemukiman Puslitbang Serbramas, Balitbang, DPU, Modul Mitigasi Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami berbasis Masyarakat, Yogyakarta, 2007.
BEMM-K, Penyelamatan Mitigasi Bencana, Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM, Mei 2007
Tim CISForm UIN Sunankalijaga, Cerdas Menghadapi Bencana, CISForm, Yogyakarta, 2007
Profil:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan, di antaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar dan masih banyak lainnya, beberapa antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalam candranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya. Kini ia bergabung dengan Komunitas Ummi Menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar